Ketegangan Sesama Saudara


Ketegangan Sesama Saudara

Semakin dekatnya babak penentuan era baru bangsa Indonesia tanggal 22 Juli 2014, sudah pasti akan ada ketakutan yang berlebih dari calon yang belum yakin dengan perjuangan tim suksesnya. Kita akan memahami seperti apa perasaan calon yang posisinya sedang berada pada ketidak beruntungan.

Hal ini mengingatkan kita dengan sebuah pertarungan tragedi 10 November, yang mana militer sekuat sekutu tetap memakasakan diri untuk datang ke Surabaya. Bukan kemenangan atau keberhasilan yang didapat, sebaliknya sekutu malah mendapatkan pukulan dengan tewasnya Jenderal Mallaby di tangan arek-arek Surabaya. 

Kejadian heroik era Bung Tomo menandakan bahwa sekuat dan setangguh apapun kekuatan yang dimiliki, pasti akan sulit menghadapi kekuatan rakyat yang bersatu padu memberikan perlawanan kepada yang memberikan luka pada hati rakyat. Mungkin penantian tanggal 22 Juli 2014 seperti penantian yang amat menakutkan jika hasilnya tidak sesuai dengan keinginan semua tim yang mengusung calonnya. Siapkah legowo ketika calonnya kalah dan siapkah menghormati dan merangkul ketika calon yang di usung menang.

Tidak ada musuh maupun lawan di ajang Pilpres ini, biarpun calon A menang dia adalah anak terbaik bangsa, biarpun calon B yang menang dia juga sama anak terbaik bangsa. Tidak ada lawan karena kita semua adalah kawan.

Muhamad Fatih Rusydi
(Balai Pena Surabaya)

0 Response to "Ketegangan Sesama Saudara"

Post a Comment